Anda tentu saja tidak asing lagi dengan kata ambigu yang mungkin pernah Anda dengar dalam suatu percakapan dengan orang lain. Namun, tidak semua orang bisa menjelaskan apa arti ambigu itu sendiri. Karena sebagian besar orang hanya tahu saat mengalami hal tersebut saja.
Ambigu adalah salah satu yang menjadi penyebab adanya kesalahan maupun kekeliruan penafsiran dari suatu kata atau pun kalimat. Dengan kata atau pernyataan yang ambigu itulah kemudian membuat terjadinya ketidakjelasan dan kebingungan pada seseorang. Namun, ambigu ini merupakan bagian dari ketatabahasaan yang sangat penting untuk Anda pahami.
Ambigu menjadi istilah yang sering berhubungan dengan dua makna atau lebih di dalam satu kata maupun kalimat. Walaupun ambiguitas dipandang sebagai suatu kelemahan atau kekurangan dalam aktivitas menulis, namun tidak sedikit dari penulis yang menggunakan teknik ini untuk membuat pembaca bisa memahami karya mereka dengan beragam cara yang berbeda.
Pengertian Ambigu
Kata ambigu berarti sesuatu yang memiliki makna lebih dari satu. Hal inilah yang terkadang membuat sebuah kata maupun kalimat memunculkan suatu keraguan, ketidakjelasan, dan kekaburan. Ambigu merupakan konstruksi dari ketatabahasaan yang mempunyai lebih dari satu penafsiran.
Sedangkan kata ambiguitas asalnya adalah dari Bahasa Inggris berupa ambiguity yang artinya adalah suatu konstruksi yang menafsirkan lebih dari satu arti. Ambigu adalah suatu bentuk ide maupun kondisi yang bisa Anda pahami melalui lebih dari satu cara. Hal ini bisa meluas dari kalimat yang ambigu sampai alur sebuah cerita yang ambigu serta argumen yang ambigu.
Anda bisa menemukan keambiguan ini di dalam bahasa, baik secara lisan maupun tertulis. Meskipun memunculkan kebingungan yang berindikasi ke arah negatif, namun ambiguitas bisa menjadi hal yang baik saat diterapkan dalam karya berupa puisi maupun saat mendongeng.
Ciri-Ciri Kalimat Ambigu
Setelah mengetahui arti ambigu, kini Anda juga perlu untuk mengetahui ciri-cirinya. Untuk mendeteksi bagaimana sebenarnya kalimat ambigu tersebut, maka ada beberapa ciri yang bisa Anda ketahui. Di mana adanya pelepasan kata, keterangan yang mendahului, kontaminasi kerancuan, letak jeda, dan asal usul.
Dengan ciri-ciri itulah, Anda bisa mengetahui suatu kalimat dikatakan sebagai ambigu. Namun, dalam kehidupan sehari-hari saat Anda sedang terlibat dalam suatu dialog, maka kalimat ambigu ini bisa Anda rasakan.
Jenis-Jenis Ambiguitas
Dalam kata atau kalimat ambigu yang muncul bisa dalam bentuk variasi tulisan maupun tuturan. Oleh karena itu, ambiguitas terbagi menjadi beberapa jenis yang diantaranya adalah sebagai berikut.
- Ambiguitas Fonetik
Ambiguitas fonetik ini bisa terjadi karena berbaurnya bunyi-bunyi bahasa yang diucapkan. Jenis ambiguitas ini bisa terbentuk ketika kata maupun kalimat yang jika diucapkan terlalu cepat bisa membuat keraguan dalam maknanya. Hal ini terjadi saat ada suatu persamaan bunyi kata yang diucapkan.
Contoh:
- Jarak: Kata jarak bisa bermakna mengenai rentang wilayah atau bisa juga sebagai nama tumbuhan
- .
- Salam: Kata salam bisa bermakna suatu bentuk sapaan atau bisa juga sebagai nama bumbu dapur.
- Gelar: Kata gelar bisa bermakna pangkat atau bisa juga saat Anda sedang membuka gulungan tikar
- Ambiguitas Gramatikal
Ambiguitas gramatikal terjadi saat proses pembentukan pada tingkat kebahasaan, yakni morfologi (morfem dan kata) serta sintaksis (frasa, klausa, dan kalimat). Untuk morfologi, maka ambiguitas bisa menyebabkan terjadinya perubahan makna. Seperti dalam kata “pemukul” yang memiliki makna ganda berupa “orang yang memukul” atau “alat yang digunakan untuk memukul”.
Sedangkan untuk sintaksis, maka ambiguitas akan muncul pada frasa, klausa, dan kalimat. Dari setiap kata yang menjadi frasa atau pun kalimat akan menjadi jelas, namun saat digabungkan bisa bermakna lebih dari satu pengertian. Untuk frasa “orang tua” bisa berarti “orang yang sudah tua” atau “ayah dan ibu”.
- Ambiguitas Leksikal
Dalam arti ambigu terdapat jenis ambiguitas leksikal yang meliputi polivalensi, ketidakjelasan batas makna dari suatu kata, serta penggunaan gaya bahasa. Diketahui sebelumnya bahwa dalam suatu kata maupun frasa dalam bahasa kerap kali bermakna lebih dari satu. Dengan begitu, pembaca pun biasanya sering melakukan kesalahan saat mengartikan makna tersebut.
Jenis ambiguitas ini membuat makna dari suatu kata bisa menjadi berbeda dan tergantung dengan konteks kalimatnya. Bahkan jenis ambiguitas ini sengaja digunakan untuk menciptakan suatu permainan kata.
Untuk ambiguitas leksikal bisa Anda lihat melalui dua sisi. Pertama adalah dari sisi polisemi. Misalnya dari kata “haram” yang bisa menghasilkan beberapa makna seperti:
- Terlarang dan tidak halal
- Terlarang secara undang-undang dan tidak sah
- Sama sekali tidak dan sungguh-sungguh tidak
Lalu untuk sisi kedua adalah homonim yang berupa kata-kata dengan bunyi yang sama. Misalnya untuk kata “pukul” bisa berarti “jam” maupun “ketuk”. Untuk sisi ini tidak akan menghasilkan ambiguitas jika Anda melihat penggunaannya melalui suatu konteks.
Faktor Yang Menyebabkan Ambiguitas
- Faktor Morfologi
Faktor morfologi ini yakni penyebab yang asalnya dari pembentukan kata itu sendiri. Dalam faktor morfologi ini terbagi menjadi dua tipe sebagai berikut:
- Tipe afiks
- Prefiks ter-
- Prefiks ber-
- Prefiks pe-
- Sufiks an-
- Tipe leksikon (faktor kata)
- Kepolisemian
- Kehomoniman
- Preposisi
- Antonim
- Akronim dan kependekan
Contoh:
“Anita mengalami masuk angin yang membuat tubuhnya menjadi menggigil.”
“Sore tadi Anita membuka jendela dan langsung masuklah angin ke kamarnya.”
Dari kata “masuk angin” di kedua kalimat tersebut memiliki arti yang berbeda. Kedua kalimat tersebut menimbulkan keambiguan karena telah terjadi pembentukan kata di dalam kalimat tersebut.
- Faktor Sintaksis Atau Susunan Kata
Faktor sintaksis adalah pengetahuan mengenai susunan kata dan kalimat. Dengan adanya sintaksis ini bisa membuat terjadinya keambiguan di dalam suatu kata dalam kalimat. Faktor sintaksis ini terbagi menjadi dua tipe sebagai berikut:
- Tipe kata majemuk dan ungkapan
- Tipe kata ulang
Contoh:
“Bayu memiliki sifat yang keras kepala dan membuat orang tuanya sulit untuk memberitahunya.”
“Bayu memiliki tekstur kepala yang keras, bahkan ia mampu untuk membelah batu bata dengan kepalanya.”
Melalui kata “keras kepala” telah menimbulkan arti yang berbeda. Kata “keras kepala” bisa mengalami perubahan karena berubahnya susunan kata di kalimat tersebut.
- Faktor Struktural
Keambiguan bisa terjadi karena struktur di dalam kalimat yang terbagi ke dalam beberapa bagian. Selain itu, keambiguan dalam suatu kata bisa dipengaruhi melalui struktur kata di dalam kalimat tersebut. Pada faktor struktural dibagi menjadi beberapa struktur sebagai berikut:
- Struktur frasa
- Struktur kalimat
Contoh:
“Anita, Kakak Fira, saat ini sedang dirawat di RS Panti Rapih Jogja.” (Kalimat ini menjelaskan jika Anita dan Kakak Fira sedang dirawat di Rumah Sakit Panti Rapih Jogja.)
“Anita, Kakak, Fira, saat ini sedang dirawat di RS Panti Rapih Jogja.” (Kalimat ini menjelaskan jika ketiga orang ini sedang dirawat di Rumah Sakit Panti Rapih Jogja).
“Anita! Kakak Fira sedang dirawat di RS Panti Rapih Jogja.” (Kalimat ini menjelaskan jika Kakak Fira sedang dirawat di Rumah Sakit Panti Rapih Jogja).
Itulah beberapa penjelasan tentang arti ambigu beserta dengan jenis-jenis dan faktor yang menyebabkan ambiguitas. Dengan begitu, kini Anda pun lebih mudah untuk memahami kata ini secara lebih mendalam.