Tahukah Anda apa perbedaan seni rupa terapan dan seni rupa murni? Seni rupa murni proses penciptaannya cenderung melibatkan ekspresi jiwa semata, seperti lukisan. Sedangkan untuk terapan, proses pembuatannya memiliki tujuan tertentu misalnya seni kriya. Agar Anda bisa memahaminya lebih dalam, simak penjelasan selengkapnya disini:
Pengertian Seni Rupa Terapan
Seni rupa terapan atau dikenal juga dengan istilah applied art, adalah sebuah karya seni yang biasa Anda gunakan sehari-hari. Nilai karya seninya memiliki fungsi tersendiri, yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan manusia. Fungsi dari karya seni rupa ada dua jenis yaitu fungsi praktis dan estetis.
Proses pembuatan seni rupa murni lebih mudah dibanding seni terapan, bisa jadi prosesnya berlangsung berbulan-bulan dan membutuhkan bantuan dari banyak orang. Sebab seni murni sifatnya lebih bebas, tanpa harus memikirkan fungsi dan kegunaan hasil karya untuk kehidupan.
Sedangkan seni terapan justru harus memikirkan itu semua, tidak hanya harus indah dipandang tapi juga harus memiliki fungsi untuk kehidupan sehari-hari. Contoh kecilnya, seni murni bisa berupa lukisan pajangan, sedangkan seni terapan harus berupa bangunan rumah yang memiliki nilai estetis dan fungsi.
Seni rupa jenis ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, juga cenderung mengutamakan faktor fungsi praktis dari pada segi artistiknya. Sampai sini, apakah Anda sudah bisa menebak seperti apa hasil dari seni terapan ini? Jika masih belum, mari simak selengkapnya lebih dalam.
Sejarah Seni Rupa Terapan
Di negara Indonesia, seni rupa terapan sudah berkembang sejak zaman prasejarah. Nenek buyut kita dulu sudah memakai kapak batu dan tulang, sebagai peralatan berburu atau mencari makanan.
Seni terapan kian berkembang pesat di Indonesia, terlebih sejak dulu nenek moyang kita sudah mampu melebur logam menjadi perhiasan dan senjata. Logam yang dileburkan juga berfungsi untuk kehidupan sehari-hari seperti perabotan rumah bejana, moko, nekara, dan masih banyak lagi.
Seni terapan juga disebut dengan seni rupa aplikatif, artinya sama saja yaitu sebuah seni yang dapat diterapkan menjadi bentuk fungsional. Lalu apa saja bentuk fungsional dari seni aplikatif tersebut?
Semua hal yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti pakaian, perabot, furniture, alat makan, perhiasan, properti pertunjukan, bahkan hingga perlengkapan ibadah. Semua benda-benda tersebut sangat berfungsi untuk kehidupan manusia, akan lebih indah lagi jika dibuat dengan seni yang indah.
Macam Macam Seni Rupa Aplikatif
Agar Anda lebih memahami seperti apa seni terapan itu, berikut ini adalah macam-macamnya:
Seni Arsitektur
Semua benda berupa bangunan, gedung, tempat ibadah, rumah yang dibuat menggunakan seni.
Seni Dekorasi
Seni yang ditujukan untuk memperindah sebuah tempat, bisa berupa ruangan atau panggung pertunjukan.
Seni Grafis
Seni grafis yaitu berupa gambar yang berfungsi sebagai media komunikasi.
Seni Ilustrasi
Sebuah foto atau gambar, yang dapat mendeskripsikan sesuatu agar lebih memudahkan saat memahaminya. Biasanya digunakan dalam buku, puisi, dan cerpen.
Unsur dan Ciri Seni Rupa Terapan
Membuat kaya seni terapan memang terlihat lebih sulit dibanding karya seni murni. Namun tidak jarang keduanya terbaik, seni rupa murni kadang lebih sulit dari terapan. Hal itu tergantung pada seniman yang membuatnya. Berikut ini adalah beberapa unsur dan ciri seni rupa aplikatif yang bisa Anda simak:
Seni Rupa Terapan Berupa Bentuk
Jika karya seni rupa aplikatif dibagi berdasarkan pada bentuknya, maka Indonesia tidak akan kekurangan karena sudah memiliki banyak ragam bentuk. Ada empat kategori bentuk karya seni ini yaitu senjata tradisional, rumah adat, seni kriya, dan transportasi tradisional.
Seni Rupa Terapan Berupa Corak
Bentuk corak dari kaya seni jenis ini, biasanya masih bersifat tradisional dan masih monoton, sesuai dengan apa yang diwariskan oleh para leluhur. Namun tidak sedikit corak yang sudah mengalami perkembangan, dan tentunya tidak menghilangkan ciri khas tradisional dari corak asalnya.
Corak Nusantara biasanya membentuk pola flora dan fauna, atau beberapa objek alam di sekitar. Corak tersebut umumnya bersifat dekoratif, klasik, kontras, simbolik, dan menggunakan beberapa ornamen sebagai penghias. Simbolik pada corak tradisional biasanya menandakan identitas suatu daerah tertentu.
Setiap daerah memiliki coraknya tersendiri misalnya daerah Jawa, umumnya memiliki corak tumbuhan, hewan, geometrik, dan organik.
Sedangkan corak di Sumatera Utara, Papua, dan Toraja biasanya berbentuk geometrik. Corak yang menggambarkan manusia dan hewan, banyak ditemukan pada budaya masyarakat Batak dan Kalimantan seperti Dayak.
Corak tersebut dibedakan dari figuratif atau sesuai dengan aslinya, dan non figuratif atau tidak nyata. Bentuk-bentuk tersebut bisa berupa abstrak, sulasi, visual realistis, geometris, dan deformasi. Berikut ini adalah uraian penjelasan dari jenis-jenis corak tersebut:
a. Bentuk Abstrak
Bentuk abstrak memiliki pola yang tidak beraturan, dan biasanya bukan hasil dari tiruan apapun. Biasanya inspirasi dari corak ini didapat dari olahan bentuk alam, yang kemudian dibuat tidak sama dengan aslinya. Misalnya motif baju, pilin, kawung, tumpal, meander, swastika, dan masih banyak lagi.
Bentuk abstrak ini terbagi lagi menjadi tiga jenis, yaitu:
- Abstrak murni seperti kursi, meja, sepatu, dan rumah.
- Abstrak simbolis seperti huruf, tanda baca, rambu lalu lintas, dan lambang.
- Abstrak filosofis seperti aksara Tiongkok.
b.Bentuk Geometris
Bentuk geometris, adalah sebuah corak yang memiliki keteraturan dalam ukuran maupun bentuk. Misalnya geometris segitiga, segilima, segiempat, dan lingkaran. Corak ini biasanya akan memberikan kesan rapi saat diaplikasikan.
c. Bentuk Stilasi
Stilasi adalah corak yang dibuat dengan berbagai gaya, misalnya motif geometrik yang kemudian dihias kembali. Tidak jarang juga menggunakan motif manusia, fauna, dan flora.
d. Bentuk Deformasi
Deformasi adalah perubahan bentuk yang mengalami penyederhanaan. Bisa diambil dari motil flora dan fauna, yang kemudian dibuat lebih sederhana dan ditambah beberapa hiasan, sehingga hasilnya akan terlihat jauh lebih indah.
e. Bentuk Corak Visual Realistis
Terakhir adalah bentuk visual realistis atau disebut juga dengan naturalistis, dimana corak yang dibuat sangat sesuai dengan bentuk aslinya, tidak ada banyak tambahan atau penyederhanaan lagi.
Fungsi Seni Rupa Terapan
Sebuah seni dan budaya lahir untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, secara lahir maupun batin. Maka dari itu, semua seni harus dapat dilestarikan akan tetap berlanjut dan orang-orang dari masa depan bisa ikut merasakan karya seni.
Beberapa orang dengan jiwa seni, pasti merasakan keinginan untuk menumpahkan ekspresi seninya. Maka dari itu, lahirlah berbagai karya yang indah dan bisa dinikmati semua orang.
Seni rupa terbagi lagi menjadi beberapa jenis menurut fungsinya dalam memenuhi kebutuhan manusia. Berikut uraiannya:
Fungsi Individual
Fungsi individual pada manusia terdiri dari fisik dan psikis atau emosi. Sebuah seni sangat dapat mempengaruhi kedua fungsi dari dalam diri manusia ini;
- Fungsi Fisik
Berhubungan dengan seni yang bisa digunakan dalam fisik seseorang misalnya; perhiasan, busana, rumah, perabot, dan lain-lain.
- Emosional
Fungsi emosional yaitu dapat dipenuhi oleh seni murni, dimana jiwanya akan puas setelah menikmati sebuah karya seni. Misalnya; lukisan, film, musik, patung, dan lain-lain.
Fungsi Sosial
Fungsi sosial adalah saat dimana karya bisa dinikmati oleh masyarakat umum, biasanya dalam waktu yang relatif bersamaan. Fungsi ini kemudian dibagi lagi menjadi beberapa bidang, yaitu:
Sebagai hiburan
Seni dalam hiburan dapat membantu melepas kebosanan dan kesedihan, misalnya; film, komedi, pameran, dan lain-lain.
Sebagai Komunikasi
Seni juga dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi seperti bertukar pesan, kritik, kebijakan, saran, dan produk dengan tujuan masyarakat yang luas. Misalnya; poster, spanduk, iklan, dan lain-lain.
-
Edukasi / Pendidikan
Dunia pendidikan juga tidak luput dari seni, biasanya digunakan untuk sarana penunjang. Misalnya; gambar ilustrasi, poster ilmiah, patung, dan lain-lain.
-
Religi / Keagamaan
Sebuah karya seni juga dapat menjadi ciri atau pesan keagamaan. Misalnya; arsitektur, tempat ibadah, busana keagamaan, dan kaligrafi.
Jika dikelompokan berdasarkan fungsi besarnya, sebuah karya seni rupa aplikatif memiliki dua jenis fungsi, yaitu:
-
Unsur Kegunaan
Seni rupa terapan memiliki fungsi dalam kehidupan sehari-hari, Anda bisa menjumpainya dengan melihat benda-benda di sekitar. Misalnya kursi, pintu, meja, karpet, lantai keramik, dan benda pakai lainnya.
-
Unsur Keindahan
Fungsi seni rupa menurut unsur keindahan biasanya dipakai untuk sebuah hiasan atau dekorasi, agar sesuatu menjadi lebih indah dipandang dan punya nilai estetis. Misalnya; kerajinan, batik, guci, hiasan dinding, lukisan, dan masih banyak lagi.
Klasifikasi Seni Rupa Terapan
Agar Anda lebih mudah memahami dunia seni rupa aplikatif ini, maka seni ini dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan fungsi, wujud, dan bentuknya. Berikut uraian penjelasannya:
Berdasarkan Fungsi
Ada dua fungsi seni dari seni rupa, yaitu:
- Memenuhi kebutuhan praktif atau kegunaan, yaitu sebuah karya yang berupa benda pakai dan juga punya nilai hias. Misalnya; meja dengan ukiran, kursi dengan bentuk dan warna yang indah, lemari dengan desain modern, dan lain-lain.
- Memenuhi kebutuhan estetis atau keindahan, yaitu fungsi sebagai hiasan yang dapat menjadikan sesuatu lebih inda dipandang. Misalnya; vas bunga, topeng tradisional, hiasan dinding, kaligrafi, dan lain-lain.
Berdasarkan Wujudnya
Berdasarkan wujudnya, karya seni rupa aplikatif dapat terbagi menjadi dua yaitu:
- Wujud dua dimensi atau dwimatra, adalah sebuah hasil karya seni yang memiliki panjang dan lebar saja, serta hanya bisa dilihat dari satu arah. Misalnya wayang kulit, batik, dan lukisan.
- Wujud tiga dimensi atau trimatra, adalah karya seni rupa yang bisa dilihat dari segala arah dan memiliki volume. Misalnya; rumah adat, senjata tradisional, dan patung.
Berdasarkan Bentuk
Terakhir adalah jenis seni rupa berdasarkan bentuknya, Indonesia memiliki beragam seni rupa jenis ini, dengan beragam fungsi dan teknik pembuatannya. Misalnya; seni kriya, rumah adat. Dan transportasi tradisional.
Contoh Seni Rupa Terapan
Agar pemahaman Anda semakin dalam mengenai seni rupa terapan, berikut ini adalah beberapa contoh karyanya:
Arsitektur
Contoh seni arsitektur asal Indonesia, yaitu Candi Borobudur yang berada di Jawa Tengah. Hasil karya seni terapan ini sangat menakjubkan, sebuah bangunan unik yang megah membuat siapa saja yang melihatnya akan terpesona. Beberapa agama menjadikan candi ini sebagai tempat ibadah.
Seni arsitektur di Indonesia sangat beragam jenisnya, mulai dari masa lampau hingga modern. Anda sendiri pasti sudah bisa langsung membedakan mana hasil karya masa lampau dan mana yang modern, hanya dengan melihatnya sekilas saja.
Poster
Poster atau plakat, merupakan karya seni grafis yang memuat gambar dan huruf berukuran besar. Cara pengaplikasiannya yaitu dengan ditempel di dinding, atau permukaan apa saja yang datar. Biasanya poster dibuat sebagai sarana iklan, dekorasi, dan propaganda, sehingga dibuat dengan warna yang kontras.
Seiring dengan perkembangan zaman, material poster juga kian berkembang. Banyak poster berkualitas bagus dengan desain profesional, yang membuat tampilannya semakin modern. Ada juga poster berhologram, yang membuat permukaannya terlihat bersinar.
Keramik
Keramik merupakan kerajinan dari tanah liat, yang kemudian mengalami pembakaran dan mengeras. Ada banyak bentuk karya seni yang dibuat dari keramik seperti gerabah, guci, porselin, genteng, vas bunga, dan masih banyak lagi. Desain-desain keramik pun semakin cantik dan beragam, sehingga dapat mempercantik tampilan sebuah tempat.
Tidak terkecuali utuk desain keramik lantai, kini materialnya sudah ada yang dilapisi granit, sehingga membuat lantai selalu terlihat bersih dan menarik. Pola desainnya pun bermacam-macam, sehingga dapat membuat tampilan rumah Anda terlihat semakin modern dan kekinian.
Baju / Pakaian
Indonesia memiliki baju adat sendiri dari setiap daerahnya, contohnya baju adat asal Jawa yang juga disebut dengan istilah kejawen. Desainnya memiliki lambang atau simbolik terhadap orang yang memakainya. Busana ini penuh dengan piwulang sinanshi, atau ajaran tersirat yang berkaitan dengan filosofi Jawa.
Ajaran dari busana tersebut mengajarkan bahwa segala sesuatu di dunia harus dilakukan secara harmoni. Baik dalam aktivitas sehari-hari, hubungan dengan sesama manusia, hubungan dengan Tuhan, maupun hubungan dengan diri sendiri. Busana dan ajaran kejawen ini mengajarkan tentang kehidupan dan kedamaian dengan ciptaan Tuhan.
Sementara dari daerah Bali, terdapat busana adat kamen, kebaya, udeng, sarung, dll. Pakaian ini digunakan saat ada kegiatan adat seperti upacara, persembahyangan, Purnama, Tilem, dan beberapa acara resmi lainnya di Bali.
Sementara ciri khas pakaian adat Indonesia, yaitu menggunakan batik. Corak batik tradisional digunakan menggunakan malam, dan coraknya dilukis dengan tangan secara manual. Batik juga sudah mendapat pengakuan dari UNESCO, hal ini menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi Indonesia.
Daerah-Daerah Pengrajin Seni Rupa Terapan di Indonesia
Pada dasarnya, seni rupa terbagi menjadi dua jenis yaitu seni rupa murni dan terapan. Seni rupa murni dibuat untuk memenuhi kepuasan batin, atau memenuhi kepuasan jiwa seni seseorang. Sedangkan seni rupa terapan, dibuat untuk memenuhi kebutuhan semua manusia dalam hidup.
Indonesia dengan keanekaragaman suku dan budaya, telah melahirkan berbagai corak seni rupa baik itu masuk ke kategori seni murni maupun terapan. Berikut ini beberapa daerah di Nusantara yang memiliki karya seni rupa aplikatif sendiri, antara lain:
- Batik; Solo, Yogya, Pekalongan, Madura.
- Keramik; Kasongan, Yogyakarta.
- Anyaman; hampir di seluruh Nusantara.
- Tenun ikat; Sumba, Sumbawa, Flores, Jepara
- Ukir kayu; Jepara, Bali, Asmat (Papua)
- Perak terdapat di daerah perajin Kota Gede, Yogyakarta.
- Kuningan; Juwana, Jawa Tengah.
- Ukir batu; Muntilan, Magelang, dan Bali.
- Kulit; Cibaduyut, Tunggulangin, Surabaya.
Jika penasaran dengan semua hasil karya seni rupa terapan tersebut, Anda bisa mengunjungi dan menjelajah Nusantara, untuk mengenal kekayaan seni dan budaya Indonesia.