Ketahui Perbedaan Tangga Nada Diatonis dengan Tangga Nada Pentatonis

Ketahui Perbedaan Tangga Nada Diatonis dengan Tangga Nada Pentatonis –  Bermain musik bisa menjadi salah satu aktivitas yang menyenangkan. Sebab, Anda tidak hanya sekadar menikmati alunan musiknya saja, tapi juga sekaligus bisa menciptakan kreasi musik sendiri dengan bantuan alat musik tertentu.

Namun, hal ini tidak semudah yang dibayangkan dan sekadar memainkan alat musik secara random. Dibutuhkan pengetahuan khusus tentang musik dan menguasai tangga nada agar bisa menciptakan suatu musik yang harmonis atau lagu yang indah.

Pengertian Tangga Nada

Secara umum, tangga nada merupakan susunan atau rangkaian nada yang ada dalam sistem nada dengan jarak tertentu (berjenjang). Rangkaian nada tersebut bisa tinggi dan bisa juga rendah, tergantung dari komposisi dalam tangga nada yang akan dimainkan.

Jenis tangga nada ini juga bervariasi, namun secara umum ada dua tangga nada yang masih sulit untuk dibedakan. Kedua tangga nada itu adalah tangga nada diatonis dan tangga tangga nada pentatonis.

Jadi, baik itu nada diatonis maupun pentatonis, dalam satu tangga nada akan terlihat satu nada dasar yang akan diikuti dengan nada-nada berikutnya dengan pola interval tertentu. Saat dimainkan, maka akan terbentuk sebuah susunan nada yang khas dari tangga nada itu sendiri.

Nada Diatonis

Untuk tangga nada pertama yaitu nada diatonis adalah suatu rangkaian nada yang terdiri dari 7 komposisi nada primer. Nada diatonis ini memiliki interval antara satu atau setengah pada setiap nadanya. Sedangkan nada kedelapan merupakan pengulangan dari nada yang pertama.

Tangga nada diatonis ini kerap digunakan oleh para musisi yang menghasilkan karya musik kontemporer atau musik modern. Urutan nadanya adalah mulai dari nada do, re, mi, fa, sol, hingga la. Tangga nada yang satu ini masih dibagi lagi menjadi dua kelompok yaitu tangga nada mayor dan tangga nada minor.

Kedua tangga nada tersebut memiliki beberapa perbedaan yang mencolok, mulai dari jarak atau interval hingga ciri-ciri musik yang dihasilkan. Untuk lebih jelasnya mengenai kedua tangga nada ini, simak informasi berikut ini.

  • Tangga Nada Mayor

Untuk nada diatonis mayor sering dipilih oleh para pemusik pemula saat akan bermain musik atau ketika ingin menciptakan sebuah karya musik. Ini dikarenakan nada mayor pada diatonis dianggap sebagai tangga nada yang paling mudah untuk dipelajari jika dibandingkan dengan tangga nada lainnya.

Umumnya, tangga nada diatonis ini diawali dengan nada “do”. Sedangkan ciri dari nada diatonis mayor ini adalah musiknya yang menggambarkan suasana yang ceria, riang gembira, dan bersemangat. Itu sebabnya lagu yang menggunakan tangga nada mayor ini sebagian besar merupakan lagu anak, lagu nasional, lagu perjuangan, lagu daerah yang ceria, dan lagu pop upbeat lainnya.

Ciri berikutnya yang ada pada tangga nada mayor adalah pola interval nadanya yaitu 1, 1, 1/2, 1, 1, 1, 1/2. Selain itu, tangga nada mayor ini biasanya selalu diawali dengan nada “do” dan diakhiri dengan nada “Do” yang lebih tinggi dari nada pertama.

Beberapa contoh lagu yang menggunakan tangga nada mayor diantaranya adalah:

– Lagu anak : Bintang Kecil, Bintang Kejora, Halo-Halo Bandung, Lihat Kebunku, Naik Delman, Balonku, dan Cicak.

– Lagu daerah : Ampar-Ampar Pisang, Manuk Dadali, dan Gundul Pacul.

– Lagu nasional : Garuda Pancasila, Hari Merdeka, Maju Tak Gentar, dan Bangun Pemudi-Pemuda.

  • Tangga Nada Minor

Kebalikan dari tangga nada mayor, pada tangga nada diatonis minor ini justru memiliki ciri nada yang bersifat sedih, sedikit sendu dan mellow, serta kurang bersemangat. Ciri berikutnya yang bisa ditemukan pada musik yang menggunakan tangga nada minor adalah berdasarkan pola interval nadanya.

Pada nada minor, hanya berlangsung secara singkat saja atau hanya memiliki nada primer dan belum mendapat sisipan atau kromatis. Selain itu, nada diatonis minor juga biasanya hanya memiliki setengah nada.

Sedangkan jarak tangga nadanya memiliki pola 1, 1/2, 1, 1, 1/2, 1, 1 dan biasanya selalu diawali dan diakhiri dengan nada la=A. Alat musik yang kerap menggunakan nada minor ini adalah piano. Tangga nada ini masih terbagi lagi menjadi 3 jenis yaitu tangga nada minor asli, minor harmonis, dan minor melodis.

  • Minor Asli

Pada tangga nada diatonis minor asli ini hanya memiliki nada pokok saja. Jadi, pada nada minor asli tidak akan terlihat tanda kromatis atau sisipan sama sekali.

  • Minor Melodis

Pada tangga nada minor melodis sebenarnya mirip dengan minor asli. Hanya saja pada nada ke-6 dan ke-7 akan dinaikkan setengah nada dan ketika diturunkan pun hanya setengah nada dan akan kembali ke minor asli.

  • Minor Harmonis

Pada tangga nada diatonis minor harmonis mirip dengan minor melodis yang hanya menaikkan nada setengah saja. Walaupun demikian, pola naik turunnya nada tetap sama seperti semula. Umumnya, tangga nada yang dinaikkan hanya nada yang ke-7 saja. Adapun fungsi dari tangga ini adalah untuk menciptakan suatu harmoni atau kesesuaian pada musik.

Contoh lagu yang termasuk kategori nada diatonis minor ini diantaranya adalah:

– Lagu anak : Ambilkan Bulan dan Bintang Kejora.

– Lagu daerah : Ayam den Lapeh dan Bubuy Bulan

– Lagu nasional : Indonesia Pusaka, Hymne Guru, Syukur, Ibu Kita Kartini, Mengheningkan Cipta, Gugur Bunga, Kasih Ibu, Tanah Airku, Bagimu Negeri, dan Ibu Pertiwi.

Nada Pentatonis

Perbedaan yang paling mencolok antara tangga nada diatonis dengan tangga nada pentatonis adalah dari nada pokok yang digunakan. Jika pada diatonis terdapat 7 nada, maka pada nada pentatonis ini hanya memiliki nada 5 nada primer.

Selain itu, kedua tangga nada ini juga dibedakan oleh jarak (interval) antar nada dan juga pilihan nada yang dimainkan. Beberapa alat musik yang sering dimainkan dengan menggunakan tangga nada pentatonis diantaranya adalah:

– Calung

– Gamelan

– Gambang kromo

– Tifa

– Idiokordo empat dawai

Itu sebabnya penggunaan nada yang satu ini biasanya sering dijumpai pada lagu-lagu rakyat (folklore). Tidak hanya tangga nada diatonis saja yang terbagi menjadi beberapa bagian, pada tangga nada pentatonis pun terbagi lagi menjadi dua jenis yaitu pentatonis slendro dan pentatonis pelog.

  • Tangga Nada Pentatonis Slendro

Untuk jenis nada pentatonis slendro ini memiliki karakter musik yang ceria, upbeat, dinamis, semangat, dan riang gembira, serta menyenangkan. Tangga nada primer yang digunakan adalah do, re, mi, so, la. Beberapa lagu yang menggunakan tangga nada ini diantaranya adalah Jali-Jali, Kerraban Sape, Cing Cangkeling, Te Kate Dinah, Cublak-Cublak Suweng, dan Cing Cangkeling.

  • Tangga Nada Pentatonis Pelog

Sedangkan jenis nada pentatonis pelog karakter musiknya lebih khidmat, tenang, syahdu, dan hormat. Dan tangga nada primer yang digunakan adalah nada do, mi, fa, sol, si. Beberapa lagu daerah yang menggunakan tangga nada pelog adalah Gundul-Gundul Pacul, Pitik Tukung, Ngusak Asing, dan Macepet Cepetan.

Mendengarkan musik sambil memainkan alat musik tentu semakin seru jika Anda memahami dan bisa membedakan antara tangga nada diatonis dan pentatonis. Dengan menguasai tangga nada bisa memberikan gambaran tentang nada apa yang harus dimainkan pada saat bermain musik.