4 Periodisasi Masa Praaksara Secara Geologis dan Penjelasannya

4 Periodisasi Masa Praaksara Secara Geologis dan Penjelasannya – Bentuk bumi dan prilaku makhluk hidup dari masa ke masa menjadi hal yang manarik untuk dikaji, salah satunya periodisasi di masa praaksara. Zaman di manan manusia belum mengenal tulisan ini mengalami 3 periodisasai, yaitu secara geologis, arkeologis, dan perkembangan hidup. Berikut ini penjelasan lengkap 4 periodisasai pada masa praaksara secara geologis.

Zaman Arkaekum

Adalah zaman tertua dalam sejarah perkembangan bumi beserta segala hal yang hidup di bumi, berumur kira-kira 2.500 juta tahu lalu. Di mana belum ada tanda kehidupan, karena keadaan bumi belum stabil, dan kulit bumi masih tahap pembentukan, serta udara masih sangat panas. Ciri-cirinya belum ada kehidupan, bumi masih berupa bola gas yang sangat panas, dan berlangsung kurang lebih 2.500 juta tahun yang lalu.

Zaman Palaeozoikum

Periodisasi masa praaksara secara geologis selanjutnya ialah memasuki zaman paleozoikum yang terjadi sekitar 340 juta tahun lalu. Pada zaman paleozoikum permukaan bumi mulai terbentuk hidrosfer dan atmosfer, hingga disebut sebagai zaman bumi purba. Tanda-tanda kehidupan mulai nampak di zaman paleozoikum dengan munculnya organisme bersel tunggal yang kemudian berkembang menjadi organisme bersel banyak (multiseluler).

Awal mula sudah ada tanda kehidupan di zaman paleolitikum ialah dengan kemunculan oraganisme-oraganisme dengan organ tubuh lebih kompleks, dari jenis invertebrate bertubuh lunak (ubur-ubur, cacing, koral), ikan tanpa rahang, dan beberapa hewan laut lainnya. Di sinilah muncul kehidupan darat yang berasal dari air.

Pada periodisasi masa praaksara secara geologis di zaman paleolitikum inilah muncul tumbuhan dan hewan yang berhasil berkembang untuk pertama kalinya, termasuk tumbuhan paku, paku ekor kuda, amfibi, serangga, dan reptilian. Sayangnya, cuaca di zaman paleolitikum ini masih belum stabil, iklim masih berubah-ubah dan curah hujan sangat besar.

Dapat ditarik kesimpulan terkait ciri-ciri yang tardapat pada zaman paleolitikum, yakni mulai ada tanda-tanda kehidupan berupa mikroorganisme, hewan kecil tanpa bertulang belakang, jenis ikan, dan jenis ganggang atau rerumputan. Keadaan bumi masih belum stabil dengan iklim masih berubah-ubah, ditambah curah hujan sangat besar. Zaman paleolitikum berlangsung sekitar 340 juta tahun yang lalu.

Zaman Mesozoikum

Periodisasi masa praaksara secara geologis zaman mesozoikum adalah zaman yang diperkirakan berusia sekitar 140 juta tahun. Pada periodisasi ketiga ini sudah mulai perkembangan reptil mencapai puncaknya terutama dinosaurus. Benua-benua yang semula saling menyatu secara perlahan mengalami pergeseran. Spesiasi dan berbagai perkembangan evolusi penting lainnya terjadi seiring dengan pergeseran di zaman mesozoikum.

Iklim hangat yang terjadi sepanjang periode mesozoikum juga memegang peranan penting bagi evolusi dan diversifikasi spesies hewan baru. Pada akhir zaman mesozoikum mulai memasuki dasar-dasar kehidupan modern terbentuk. Ciri-ciri zaman mesozoikum ialah terdapat banyak hewan reptil seperti dinosaurus. Iklim bumi mulai hangat, dan menjadi dasar dari kehidupan modern. Zaman mesozoikum berlangsung sekitar 140 juta tahun.

Zaman Neozoikum (Kenozoikum)

Zaman neozoikum yang menjadi periodisasi masa praaksara secara geologis ketiga ini diperkirakan berlangsung selama 60 juta tahun. Keadaan bumi pada zaman yang juga disebut sebagai kenozoikum ini semakin membaik, perubahan cuaca tidak begitu besar dan kehidupan berkembang dengan pesat. Zaman neozoikum ini dibagi atas dua zaman yaitu zaman tersier dan zaman kwarter.

Zaman tersier terbagi menjadi beberapa masa, yaitu: Paleosen, Eosen, Oligosen, Miosen, dan Pliosen. Pada zaman tersier binatang menyusui berkembang pesat, sedangkan reptil-reptil raksasa lambat laun lenyap. Makhluk yang mulai nampak di zaman paleosen ialah jenis primata (binatang menyusi berupa kera). Sementara, pada masa miosen berjenis orangutan.

Gigantrophus (kera manusia raksasa) mulai hidup pada zaman Pliosen dari periodisasi pada masa praaksara secara geologis yang menjadi bagian dari zaman tersier di periode neozoikim, yaitu sekitar 10 juta tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan penemuan fosil hewan tersebut di bukit Siwalik di kaki Himalaya, dan di dekat Simla (India Utara).

Gigantrophus adalah binatang yang hidupnya berkelompok sehingga dapat berkembang biak dan menyebar dari Afrika ke Asia Selatan dan Asia Tenggara. Tidak diketahui penyebab kepunahan Gigantrophus. Adapun Australopithecus (kera manusia dari selatan) yang ditemukan di Afrika selatan dan Afrika Timur.

Fosil hewan vertebrata yaitu Anthracotherium ditemukan di Kalimantan Barat dari kala Eosen Akhir dan Choeromous (sebangsa babi purba) yang juga ditemukan di Asia Daratan. Penemuan fosil hewan tersebut menjadi bukti bahwa pada periodisasi masa praaksara secara geologis kala Eosen Akhir, Kalimantan Barat bergabung dengan daratan Asia.

Memasuki zaman kwarter di periode zaman neozoikum yang dimulai sejak sekitar 600 ribu tahun yang lalu, dibagi menjadi 2 kala, yaitu kala Pleistosen (Diluvium) dan kala Holosen (Alluvium). Kala pleitosen menjadi awal mula munculnya kehidupan manusia purba dan berlangsung sekitar 600 ribu tahun yang lalu. Keadaan alam kala pleitosen masih liar dan labil karena silih bergantinya dua zaman, yaitu zaman Glasial dan zaman Interglasial.

Pada periodisasi masa praaksara secara geologis zaman kwater terjadi zaman glasial yaitu zaman meluasnya lapisan es di kutub utara mengakibatkan wilayah daratan Eropa dan Amerika Utara tertutup es, dan terjadi hujan lebat bertahun-tahun di luar daerah yang jauh dari kutub utara. Selanjutnya memasuki zaman interglasial yaitu zaman di anatara dua zaman es, temperatur naik sehingga lapisan es di kutup utara mencair.

Akibatnya permukaan air laut naik dan terjadi banjir besar-besaran di berbagai tempat, hal ini menyebabkan banyak daratan terpisah-pisah oleh lautan dan selat di zaman interglasial. Hewan berbulu tebal di kala pleistosen yang mampu bertahan hidup, seperti Mammouth (gaja berbulu tebal). Sementara, hewan berbulu tipis melakukan migrasi ke daerah tropis. Manusia purba pun melakukan migrasi dari Asia ke Indonesia.

Cuaca yang begitu ekstrim pada periodisasi masa praaksara secara geologis di zaman neozoikum menjadi langkah awal perpindahan atau migrasi dari manusia purba beserta hewan-hewan demi bertahan hidup. Hal ini terbukti dengan ditemukannya dalam jumlah besar Sinantrophus Pekinensis di Peking, Cina yang sejenis dengan Pithecantrophus Erectus dari Trinil Ngawi.

Periodisasai keempat yang terjadi di masa praaksara secara geologis ini memang begitu menegangkan, hingga memasuki tahap terakhir, yakni kala holosen. Di periode terakhir yang juga dikenal sebagai masa alluvium ini, kondisi lapisan es di wilayah Kutub Utara diperkirakan berangsur-angsur menipis dan mengakibatkan naiknya permukaan air laut. Lautan dangkal pun mulai terbentuk di Paparan Sunda dan Paparan Suhul.

Periodisasi masa praaksara secara geologis di zaman tersier ini kondisi dataran yang letaknya tinggi berangsur lama menjadi pulau di wilayah Nusantara. Saat itu, manusia purba jenis homo sapiens diperkirakan mulai hidup di bumi. Manusia purba di kala Holosen ini dianggap lebih cerdas, karena mulai menetap, bertahan hidup dengan menggunakan otak dan kemampuannya, serta menggunakan peralatan bantu sederhana untuk mencari makan.