Pengertian Analogi, Ciri-Ciri, Jenis, Dan Cara Untuk Menilai Analogi

Jika suatu waktu Anda mendengar maupun membaca tentang istilah yang terasa sulit untuk dimengerti, lalu di kalimat yang selanjutnya baik itu ditulis maupun diucapkan secara lisan menjelaskan istilah yang  sulit Anda pahami, tetapi turut melibatkan penggunaan perumpamaan maupun istilah lainnya, maka hal itulah yang disebut sebagai arti analogi.

Lebih jelasnya lagi, analogi memiliki arti adanya suatu persamaan maupun persesuaian diantara dua hal maupun benda atau bentuk yang berbeda. Lalu di dalamnya, analogi pun juga bisa disebut sebagai kias.

Adanya penggunaan analogi sendiri tentu memiliki tujuan tersendiri. Di mana tujuan dari analogi tersebut adalah untuk membuat persamaan dari dua hal yang berbeda, meluruskan adanya kesalahan dari permasalahan yang terjadi, untuk membuat klasifikasi, dan untuk menyederhanakan suatu hal yang sulit agar lebih mudah untuk Anda pahami, khususnya untuk orang yang awam.

Ciri-Ciri Analogi

Untuk mengetahui dari adanya analogi pada suatu kalimat maupun paragraf, maka ada beberapa ciri yang perlu Anda ketahui. Diantara ciri-ciri tersebut antara lain adalah sebagai berikut.

  1. Terdapat adanya perbandingan dari dua hal atau benda atau bentuk yang berbeda. Tetapi mempunyai kesamaan atau kesetaraan di antara keduanya.
  2. Jika dalam satu paragraf, maka penggunaan kalimat-kalimat adalah kalimat penjelas dari dua hal atau bentuk atau benda yang dilakukan perbandingan.
  3. Biasanya Anda ketahui bahwa di bagian kalimat akhir terdapat kesimpulan dari suatu paragraf. Di mana paragraf tersebut sifatnya adalah membandingkan atau menggunakan analogi.
  4. Untuk mendeteksi analogi, maka Anda bisa melihat dari kata yang digunakan. Kata-kata tersebut berupa bagaikan, laksana, seolah, layaknya, seakan-akan, ibarat, dan kata-kata lainnya yang mempunyai makna sejenis.

Jenis-Jenis Analogi

Setelah Anda ketahui apa itu arti analogi, analogi sendiri terbagi dalam beberapa jenis yang diantaranya adalah sebagai berikut.

  1. Analogi Induktif

Jenis analogi ini disebut juga dengan analogi argumentatif, di mana analogi yang disusun dengan berdasar pada persamaan pada dua fenomena. Lalu ditarik sebuah kesimpulan bahwa apa yang terjadi pada fenomena pertama juga telah terjadi pada fenomena kedua. Analogi induktif ini menjadi metode yang bermanfaat untuk menghasilkan kesimpulan yang bisa diterima berdasar pada persamaan yang bisa dibuktikan pada dua barang khusus yang dilakukan perbandingan.

  1. Analogi Deklaratif

Analogi deklaratif adalah suatu metode yang digunakan untuk menjelaskan maupun menegaskan hal yang belum dikenal atau sifatnya masih terasa samar dengan suatu yang sudah dikenal. Penggunaan cara ini sangatlah berguna karena ide yang baru bisa lebih dikenal atau bisa diterima jika telah dihubungkan dengan hal-hal yang sudah Anda ketahui maupun diyakini.

Misalnya saja dalam penyelenggaraan negara yang baik, maka sangat dibutuhkan adalah sinergitas di antara pemerintah atau kepala negara dengan warga negaranya. Hal ini juga seperti manusia, agar bisa menciptakan perilaku yang benar, maka dibutuhkan sinergi antara akal dan hatinya.

  1. Analogi Pinjaman

Untuk analogi pinjaman dengan menggunakan persamaan serta perbedaan yang ada di daam realita, menjadikannya ada analogi yang diprioritaskan, dan hal lainnya yang seakan-akan telah meminjam.

  1. Analogi Susunan

Analogi susunan digunakan untuk menciptakan suatu susunan yang realitas terhadap suatu pengertian.

  1. Analogi Palsu

Analogi jenis akan membuat suatu analogi untuk sebuah gagasan menjadi tampak benar, tetapi dengan menggunakan perumpamaan maupun istilah yang tidak memiliki keterkaitan dengan gagasan awal.

  1. Analogi Pincang

Pada kenyataannya adalah analogi yang salah, tetapi kesalahan yang ada masih bisa untuk diterima dan sulit untuk bisa membuktikan kesalahan tersebut. Untuk analogi jenis ini biasanya terjadi saat sedang membuat suatu persamaan yang tidak maupun kurang tepat.

Cara Untuk Menilai Analogi

Dalam suatu arti analogi, maka dibutuhkan adanya alat ukur yang berguna untuk mengukur ketidakpercayaan dari analogi tersebut. Untuk bisa melakukan pengukuran ketidakpercayaan dari suatu analogi, maka bisa Anda ketahui dengan cara berikut ini.

  1. Sedikit Atau Banyaknya Kejadian Sejenis Yang Dianalogikan

Jika semaki banyak kejadian yang dianalogikan, maka akan semakin besar juga taraf ketidakpercayaan. Misalnya saja jika si A menggunakan layanan di suatu jasa pembuatan website dan ternyata pelayanan yang diberikan tidak membuat si A puas, maka dengan menggunakan analoginya, si A akan menyarankan pada orang lain untuk tidak menggunakan jasa pembuatan website yang sama dengan ia gunakan sebelumnya.

Analogi dari si A akan semakin kuat karena si B juga tidak puas dengan pelayanan di jasa pembuatan website tersebut. Dan analogi pun akan menjadi semakin kuat setelah ada pihak lain yakni C, D, dan E juga mengalami hal yang sama.

  1. Sedikit Atau Banyaknya Aspek Yang Menjadi Dasar

Untuk hal ini misalnya saja jika saat Anda membeli tas di sebuah toko. Tas yang baru saja Anda beli tentu memiliki keawetan dan model yang bagus karena tas yang sebelumnya Anda beli di toko tersebut juga awet dan modelnya juga bagus. Analogi ini akan semakin kuat jika Anda memperhitungkan dari persamaan mereknya, harganya, serta bahannya.

  1. Sifat Analogi Yang Anda Buat

Dalam hal ini misalnya saja jika Anda memiliki motor dan satu liter bahan bakar di dalamnya mampu untuk menempuh jarak 15 km, lalu Anda bisa memberikan kesimpulan bahwa mobil lain yang sama dengan mobil Anda juga bisa menempuh jarak sepanjang 15 km setiap satu liternya. Maka analogi tersebut pun menjadi cukup kuat.

Arti analogi tersebut akan semakin kuat jika Anda mengatakan bahwa mobil orang lain yang telah menempuh jarak 8 km di setiap liter bahan bakarnya, dan akan menjadi lemah bila Anda mengatakan bahwa mobil orang lain tersebut bisa menempuh jarak 15 km untuk setiap liter bahan bakar yang dimilikinya. Dengan begitu, semakin rendah taksiran yang Anda analogikan, maka akan semakin kuat analogi tersebut.

  1. Mempertimbangkan Ada Atau Tidaknya Unsur Yang Berbeda Pada Peristiwa Yang Dianalogikan

Semakin banyak pertimbangan pada unsur-unsur yang berbeda, maka akan semakin kuat keterpercayaan analoginya. Misalnya saja Doni yang menjadi mahasiswa baru di Kampus A akan menjadi sarjana yang berkualitas karena ada beberapa lulusan dari kampus tersebut yang juga adalah sarjana berkualitas.

Analogi ini akan semakin menjadi kuat jika Anda mempertimbangkan perbedaan pada para lulusan yang sebelumnya. A, B, C, dan D yang memiliki latar belakang yang beda dalam hal ekonomi, daerah, agama, pendidikan SMA, dan pekerjaan orang tua, semuanya adalah sarjana yang berkualitas.

Dengan begitu, saat ini Anda lebih mudah untuk mengetahui apa itu arti analogi yang selama ini kerap membuat beberapa orang kebingungan. Bahkan analogi sendiri terbagi ke dalam beberapa jenis dan untuk menilai analogi pun bisa dilakukan dengan berbagai cara.