Penjelasan dan Pengertian Larik Dalam Puisi

Penjelasan dan Pengertian Larik Dalam Puisi – Dalam sebuah puisi kita akan menemui adanya bait, larik, kata, bunyi serta makna. Semua unsur-unsur dalam puisi tersebut saling berpengaruh. Sebuah puisi terdiri dari beberapa larik. Umumnya setiap bait puisi terdiri dari 4 larik.

Unsur – Unsur Dalam Puisi

Unsur dalam puisi ada empat. Salah satu unsur yang merupakan ciri dari sebuah puisi adalah bait. Bait merupakan kumpulan baris atau larik. Sebuah puisi bisa memiliki beberapa bait. Setiap baitnya terdiri dari beberapa larik atau baris.

Jumlah bait dalam puisi baru dan puisi lama berbeda. Puisi baru memiliki jumlah bait yang tidak terbatas. Sedangkan puisi lama memiliki jumlah bait tertentu. Jumlah larik dalam setiap bait puisi lama biasanya juga seragam yaitu bait puisi 3 larik 4 larik dan seterusnya.

Unsur berikutnya yang tak kalah penting dari sebuah puisi adalah kata. Penulis harus memilih kata atau diksi yang tepat agar unsur-unsur puisi lainnya dapat terintegrasi dengan baik. Diksi yang baik juga akan membentuk bunyi atau rima yang baik dan beraturan.

Selain itu diksi yang baik juga akan menciptakan makna yang sesuai. Kata-kata yang telah dipilih akan membentuk sebuah larik atau baris dalam puisi. Larik-larik tersebut akan membentuk sebuah bait. Inilah juga mengapa semua unsur dalam puisi saling berkaitan.

Larik dalam sebuah puisi juga memiliki makna yang penting. Jumlah kata serta pilihan kata yang tepat akan menimbulkan rima atau sajak berirama pada sebuah larik. untuk itu kata atau pemilihan kata adalah hal yang harus diperhatikan dengan sungguh dalam pembuatan sebuah puisi.

Kata-kata yang ditulis dalam sebuah larik puisi akan mempengaruhi bunyi. Bunyi merupakan unsur yang juga penting dalam sebuah puisi. Bunyi sendiri merupakan bentukan dari rima atau ritme dan irama.

Pengertian Larik Dalam Puisi

Pengertian larik dalam puisi adalah baris. Dalam satu baris bisa terdiri dari satu atau beberapa kata. Jadi larik bisa berupa sebuah kata, kalimat atau frasa. Jumlah kata dalam satu larik puisi tidak terbatas.

Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa jumlah kata dalam sebuah larik tidak ada batasannya. Bila kita melihat sebuah puisi kita akan menemui larik dengan jumlah kata 1, 2, 3 atau bahkan lebih. Larik-larik ini nantinya akan membentuk sebuah bait.

Jumlah larik dalam sebuah bait bisa berbeda-beda. Aturan jumlah larik dalam sebuah bait puisi lama dan puisi baru juga berbeda. Hal yang sama juga berlaku untuk bait dalam puisi. Puisi lama dan puisi baru memiliki jumlah bait yang berbeda.

Pada puisi lama, jumlah kata dalam satu larik puisi adalah empat kata. Namun pada puisi modern atau baru tidak akan aturan baku mengenai jumlah kata dalam satu larik puisi. Sehingga, jumlah kata dalam satu larik puisi tidak terbatas.

Pada puisi baru kita bisa menemui jumlah kata lebih dari 4 dalam sebuah larik. Kita juga akan menemukan sebuah larik dengan jumlah kata yang terbatas misalnya saja satu.

Meskipun bisa berupa satu atau beberapa kalimat, pengertian larik dalam puisi berbeda dengan kalimat. Larik dalam sebuah puisi tidak memiliki pola yang sama dengan kalimat dalam sebuah prosa atau bacaan.

Larik Bermajas Dalam Sebuah Puisi

Setelah mengetahui apa pengertian larik dalam puisi, kini saatnya Anda belajar tentang larik bermajas. Larik bermajas merupakan sebuah larik yang menjadikan sebuah objek menjadi hidup. Dalam istilah lainnya larik bermajas biasa disebut juga sebagai gaya bahasa.

Pengertian larik dalam puisi bermajas adalah larik dalam sebuah puisi yang menggunakan gaya bahasa tertentu. Larik yang menggunakan makan disebut sebagai frasa inline. Berikut ini adalah beberapa majas atau gaya bahasa dalam sebuah puisi.

Larik bermajas ini akan memberikan gambaran kepada kita tentang isi hati atau pikiran penulis. Seorang penulis puisi atau sajak bisa menggunakan beberapa gaya bahasa. Larik bermajas juga akan memberikan nyawa pada sebuah larik. Sehingga pembaca dapat memahami kata dalam lari dengan baik.

pengertian larik dalam puisi

Pengertian Majas

Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa majas sama dengan gaya bahasa. Majas juga merupakan sebuah cara bagi penulis untuk mengungkapkan perasaannya. Melalui majas kita bisa membaca pikiran penulis.

Penggunaan majas dalam sebuah frasa atau kalimat akan memberikan makna baru. penggunaan majas juga akan memperindah sebuah larik dalam puisi. Melalui majas ini kita juga akan memahami apa makna atau isi pikiran yang akan disampaikan penulis kepada pembaca.

Ada empat majas yang umumnya digunakan dalam sebuah puisi. Keempat majas tersebut adalah hiperbola, personifikasi, metafora dan asosiasi. Berikut ini adalah penjelasan untuk masing-masing majas tersebut.

Majas Hiperbola

Majas hiperbola merupakan gaya bahasa yang paling sering kita jumpai. Majas atau gaya bahasa hiperbola merupakan gaya bahasa yang melebih-lebihkan sesuatu. Majas hiperbola akan membuat sesuatu menjadi dan sangat besar.

Majas hiperbola biasanya digunakan untuk menjelaskan sesuatu. Cara yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu adalah dengan melebihkan sesuatu. Tujuannya adalah untuk memberikan kesan tersendiri.

Contoh Penggunaan Majas Hiperbola

Penggunaan majas hiperbola tidak hanya ada pada puisi. Frasa saja atau kalimat dalam suatu paragraf biasanya juga menggunakan hiperbola. Berikut ini adalah contoh penggunaan majas hiperbola dalam sebuah kalimat.

  • Penyerang dari tim lawan memberikan tendangan maut hingga bisa memenangkan pertandingan.
  • Ayah membanting tulang guna memenuhi kebutuhan keluarga.
  • Orang itu bergulat dengan panas untuk dapat mencapai tujuannya.
  • Ibunya bekerja keras hingga keringat darah agar ia dapat melanjutkan kuliah.
  • Sampah yang dibiarkan akan menggunung.

Majas Personifikasi

Pengertian larik dalam puisi yang menggunakan majas personifikasi adalah dengan membuat benda mati menjadi hidup. Penulis akan membuat seolah sebuah benda memiliki sifat seperti manusia. Biasanya penulis akan menambahkan properti.

Contoh Penggunaan Majas Personifikasi

Majas personifikasi akan membuat sebuah benda seolah memiliki nyawa. Berikut ini adalah contohnya.

  • Matahari pagi akan selalu menyapa para petani.
  • Pelangi tersenyum seolah memberi harapan yang baru.
  • Burung-burung bernyanyi merdu diiringi semilir angin.
  • Tarian bunga di padang begitu indah.
  • Awan mulai murung menandakan akan datangnya hujan.

Majas Metafora

Majas metafora juga merupakan gaya bahasa yang sering kita jumpai. Majas metafora tidak hanya digunakan dalam puisi namun juga dalam frasa. Majas metafora menggunakan perbandingan untuk menjelaskan sesuatu.

Majas metafora menggunakan perbandingan analogi untuk menunjukkan pikiran serta maksud penulis. Berikut ini adalah contoh dari penggunaan majas metafora dalam sebuah kalimat.

Contoh Penggunaan Majas Metafora

  • Ia adalah bunga bangsa yang gugur karena membela negara.
  • Mobil mewah merek BMW telah memenuhi jalanan ibukota.
  • Dinda menutup hatinya dengan realitas setelah Ridwan menyakiti hatinya.
  • Dibalik sifatnya yang garang, Reza menyimpan luka yang dalam.
  • Raja hutan mengaum untuk menunjukkan kehadirannya.

Majas Perumpamaan

Majas Perumpamaan merupakan maka yang menggunakan kata lain untuk membandingkan. Majas perumpamaan termasuk ke dalam majas perbandingan. Contoh dari penggunaan majas perumpamaan adalah sebagai berikut.

  • Wajah Ria pucat bagaikan mayat.
  • Tekadnya begitu keras bagaikan batu.
  • Kata-katanya menyakitkan bagaikan panah yang menusuk.
  • Larinya sangat kencang bagai busur panah.
  • Senyumnya semanis madu.
  • Amarahnya melawan bagai bom waktu.