Apakah arti akulturasi? Akulturasi paling sering diidentikkan dengan akulturasi budaya. Namun sebenarnya, istilah akulturasi mengacu pada bidang yang lebih luas. Namun memang, kebudayaanlah yang lebih sering mengalami akulturasi di bandingkan bidang-bidang yang lain.
Secara umum, arti akulturasi merupakan perpaduan unsur-unsur yang berbeda dan bersatu sehingga membentuk suatu unsur yang baru tanpa dengan maksud menghilangkan kepribadian unsur-unsur yang asli. Dalam akulturasi budaya, unsur-unsur tersebut tentunya berkaitan dengan kebudayaan di wilayah-wilayah tertentu.
2 Macam Proses Akulturasi Budaya
Proses terjadinya akulturasi budaya dalam masyarakat biasanya memakan waktu yang cukup lama bahkan hingga ratusan tahun. Namun di beberapa kasus ada yang hanya membutuhkan waktu sebentar. Semua jenis akulturasi tersebut bergantung pada persepsi dan kondisi masyarakat setempat. Terdapat jenis masyarakat yang terbuka terhadap budaya asing yang masuk namun ada pula yang tertutup bahkan cenderung menolak.
Akulturasi budaya dapat terjadi dalam jangka waktu lama apabila masuknya kebudayaan baru melalui proses pemaksaan serta tidak alami dalam masyarakat. Dengan demikian, proses akulturasi harus melewati fenomena konflik sosial. Sebagai tambahan, konflik sosial memiliki potensi memicu permasalahan serta merusak tatanan dalam kehidupan bermasyarakat. Sehingga, ada kemungkinan bahwa akulturasi budaya tersebut bahkan gagal terjadi. Kemungkinan terbaik nya, seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, akulturasi dapat masuk ke dalam masyarakat dalam kurun waktu yang lebih lama.
Sebaliknya, jika masuknya kebudayaan baru ini melalui proses yang cukup damai, maka akulturasi tersebut akan relatif lebih cepat. Bahkan di beberapa tempat, akulturasi memakan waktu sangat singkat hingga kurang dari 10 tahun untuk dua atau lebih kebudayaan yang sangat berbeda.
Kelebihan dan Kekurangan Kedua Macam Akulturasi Budaya
Dari kedua macam akulturasi budaya yang ada, yaitu melalui pemaksaan dan proses damai, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Ya, bahkan akulturasi melalui pemaksaan pun memiliki beberapa kelebihan.
Salah satunya adalah tetap bertahannya beberapa hal dari kebudayaan lama walaupun telah terjadi akulturasi. Salah satu contohnya adalah peristiwa penjajahan yang terjadi di Indonesia. Terdapat beberapa peninggalan sejarah yang menjadi bukti adanya akulturasi antara budaya Indonesia dan Belanda. Misalnya terlihat pada beberapa bangunan-bangunan. Namun di sisi lain, kebudayaan Indonesia masih banyak bertahan dan tidak semuanya hilang atau bergeser akibat peristiwa akulturasi tersebut.
Terdapat pula kecenderungan masyarakat untuk lebih mencintai kebudayaan asli Indonesia. Ya, pemaksaan yang dilakukan oleh para penjajah justru membuat masyarakat antipati terhadap kebudayaan baru yang ditawarkan. Tentu saja, kekurangan jenis akulturasi ini adalah adanya kemungkinan bahwa akulturasi dua kebudayaan tidak terjadi karena adanya penolakan dari masyarakat setempat. Padahal, akulturasi belum tentu menghilangkan kebudayaan asli. Proses ini malah mampu memperkaya kebudayaan yang lama.
Sementara itu, akulturasi dengan cara damai pun memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya tentu saja kemudahan masyarakat setempat dalam menerima kebudayaan baru sehingga memperkaya budaya yang lama. Tidak adanya konflik yang terjadi juga dapat mempererat hubungan kekeluargaan dari 2 masyarakat yang berbeda. Namun kekurangannya adalah kemungkinan hilangnya kebudayaan yang asli karena tergeser oleh 2 kebudayaan baru yang bergabung.
Contoh Akulturasi
Ada banyak contoh akulturasi budaya yang ada di sekitar kita. Namun terkadang, kita hanya tidak terlalu memperhatikannya. Lalu, apa sajakah contoh-contoh dari akulturasi budaya? Berikut diantaranya.
Musik keroncong, jenis musik yang satu ini pasti sudah tidak asing lagi di telinga kita. Meskipun Musik keroncong sering diidentikkan dengan musik selera orang tua, nyatanya masih banyak anak muda yang menyukainya.
Nah, tahukah Anda jika musik keroncong merupakan salah satu wujud akulturasi budaya? Ternyata, musik yang satu ini tidak 100% asli Indonesia. Musik ini merupakan perpaduan musik Melayu dan musik tradisional khas Spanyol. Jadi, walaupun menjadi suatu jenis genre musik baru, musik keroncong sama sekali tidak menghilangkan kekhasan 2 musik aslinya, baik musik Melayu maupun Spanyol.
Selain di bidang musik, contoh akulturasi budaya lainnya dapat dilihat dari beberapa arsitektur bangunan terkenal di Indonesia. Salah satunya adalah Candi Borobudur. Candi Borobudur merupakan candi agama Budha terbesar tidak hanya di Indonesia namun juga di dunia. Terdapat beberapa ciri khas yang membedakan candi ini dengan candi ataupun kuil-kuil Budha yang lainnya. Salah satunya adalah adanya stupa.
Nah, baik stupa maupun detail lain dari candi Borobudur ternyata merupakan perpaduan dari dua kebudayaan yang berbeda yaitu kebudayaan asli Jawa, Indonesia dan kebudayaan India. Hal ini dapat dilihat baik dari segi arsitektur maupun detail seperti arca dan relief. Maka, dapat dikatakan bahwa candi yang terletak di Magelang Jawa Tengah ini merupakan akulturasi dari 2 kebudayaan tersebut.
Di era modern seperti sekarang ini, sebenarnya ada lebih banyak lagi contoh akulturasi yang ditemukan. Anda bahkan mungkin sudah mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, hanya saja Anda tidak menyadarinya. Salah satunya adalah mengenai cara berpakaian.
Pakaian yang dipakai oleh masyarakat Indonesia di era modern sesungguhnya kebanyakan mengadaptasi gaya berpakaian masyarakat di negara-negara barat. Beberapa contohnya adalah kemeja, celana panjang, rok, dan sebagainya.
Lalu, apabila Anda menggunakan cara berpakaian di atas namun menggunakan bahan kain batik, maka sudah terjadi akulturasi budaya dalam cara berpakaian Anda. Hal ini jamak ditemukan di sekeliling kita bahkan sudah menjadi trend. Tentunya, hal ini merupakan hal yang positif untuk menunjukkan keterbukaan kita sebagai bagian dari masyarakat dunia tanpa meninggalkan kebudayaan asli bangsa kita.
Manfaat Akulturasi
Pada dasarnya, akulturasi budaya merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan kita. Jika di masa lalu perpaduan 2 budaya atau lebih merupakan hal yang bisa terjadi, apalagi di era modern seperti saat ini dimana kita dapat dengan mudah melihat dan meniru kebudayaan dari daerah atau bahkan bangsa lain. Tentunya, mengadaptasi dan memadukan kebudayaan asing dengan kebudayaan kita sendiri bukanlah suatu hal yang sulit dilakukan.
Menariknya lagi, akulturasi terbukti memberikan banyak manfaat bagi masyarakatnya disamping dampak negatif yang pastinya tidak bisa dipisahkan. Lalu, apa sajakah manfaat dari akulturasi tersebut?
Yang pertama adalah akulturasi dapat memperkaya kebudayaan kita. Jika diteliti lebih lanjut, kebudayaan di era modern saat ini hampir tidak ada yang 100% original. Bahkan kebudayaan kita sendiri pastinya sudah tercampur dengan berbagai budaya asing. Oleh sebab itu, bisa dikatakan jika proses akulturasi merupakan suatu cara untuk memperkaya kebudayaan yang kita miliki.
Yang kedua adalah akulturasi sebagai media penyampai informasi. Di Indonesia khususnya, agama Islam dapat diterima oleh masyarakat di masa lalu akibat proses akulturasi. Ya, para pendakwah yang lebih dikenal dengan Walisongo mampu memadukan ajaran Islam dengan kebudayaan setempat sehingga dapat diterima dengan baik. Hingga saat ini, bahkan mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam.
Manfaat lainnya adalah dengan akulturasi, terbukti bahwa masyarakat dunia pada dasarnya bisa hidup berdampingan dengan baik walaupun pada awalnya memiliki latar belakang serta kebudayaan yang berbeda.